Telah tiba saat waktu kau tinggalkan kami
Karena takdir yang Maha Esa telah menetapkan
Sedih rasanya hati ini bila mengenang kau
Kau sahabatku,kau teman sejati...
Dari perkenalan itulah kami mulai saling mengenali satu sama lain sehingga terjalin suatu persahabatan yang memiliki tujuan yang sama meraih kesuksesan dunia dan akhirat.
Karena takdir yang Maha Esa telah menetapkan
Sedih rasanya hati ini bila mengenang kau
Kau sahabatku,kau teman sejati...
Potongan
nasyd yang memecahkan kesunyian kamarku membawa pikiranku melayang
kelembaran hidupku yang masih meninggalkan luka yang menganga meski luka
itu telah berlalu dua tahun silam. Semua bemula
dari pertemuan yang sederhana di sekolah,sekolah yang awalnya sangat
asing bagi kehidupanku,sungguh tak pernah terpikirkan olehku kalau aku
akan sekolah di sana.Entah apa yang mendorongku untuk bersekolah di
sana,sebelumnya sewaktu aku masih di bangku SMP aku sama sekali tidak
mengenali sekolah itu wajar saja,sekolahnya terletak di pinggir hutan.
Yaah,bisa dikatakan seperti itu hanya beberapa rumah penduduk yang ada
di sana.Sekolah yang memiliki satu nama,satu yayasan,satu kepala
sekolah,satu wakil kepala sekolah tetapi memiliki dua gedung sekolah
yang dipisahkan oleh tempok yang sangat tinggi dan bercat putih.
Awalku masuk sekolah itu tak henti-hentinya mataku melihat bangunan yang lumayan megah dari kaca jendela mobilku,gerbang sekolah yang sangat tinggi gedung sekolah yang tinggi menjulang ke langit bercat biru muda dan warna putih di bagian pintu dan jendelanya.Sungguh aku terkagum-kagum melihatnya “Betapa katroknya aku tidak mengenali sekolah semegah ini”.Dari awal masuk tadi hanya sosok kaum adam yang ku temui hanya beberapa kaum hawa itupun umur-umur seusia Mamaku.Mobilku terus melaju ke bagian belakang sekolah dan ku temui satu gerbang lagi yang menjulang tinggi tetapi tidak ada satpam yang berdiri di sana tempat satpampun tidak ada di tempat ini baru ku temui ada kaum hawa yang seusia denganku.Hmm...inilah sekolah baruku terpisah dari laki-laki dan tantangan baru bagiku.
Awalku masuk sekolah itu tak henti-hentinya mataku melihat bangunan yang lumayan megah dari kaca jendela mobilku,gerbang sekolah yang sangat tinggi gedung sekolah yang tinggi menjulang ke langit bercat biru muda dan warna putih di bagian pintu dan jendelanya.Sungguh aku terkagum-kagum melihatnya “Betapa katroknya aku tidak mengenali sekolah semegah ini”.Dari awal masuk tadi hanya sosok kaum adam yang ku temui hanya beberapa kaum hawa itupun umur-umur seusia Mamaku.Mobilku terus melaju ke bagian belakang sekolah dan ku temui satu gerbang lagi yang menjulang tinggi tetapi tidak ada satpam yang berdiri di sana tempat satpampun tidak ada di tempat ini baru ku temui ada kaum hawa yang seusia denganku.Hmm...inilah sekolah baruku terpisah dari laki-laki dan tantangan baru bagiku.
Setelah keluar dari
mobil,Mamapun mengantarkan ku masuk ke dalam asrama aku berjalan sambil
menyeret koperku yang berisi pakaian dan perlengkapan sekolah lainnya
mendekati gedung yang sama seperti yang ku lihat sebelumnya bercat biru
muda dan berlantai tiga hanya saja di ruang depan ada beberapa sofa
sepertinya lumayan empuk yang ku pikir itu adalah ruang tamu.Kami di
samput ramah oleh seorang akhwat sepertinya ia pengasuh asrama ini
“Assalamualaikum” sapanya sambil melemparkan senyum termanisnya.
“Walaikumsalam” jawab Mama dan membalas senyumnya, aku hanya
senyum-senyum tipis.”Oh,ini yang namanya Putri arum kusuma?” katanya
sambil melihat kertas yang di sodorkan oleh Mama.”Yuk,saya antar ke
kamarnya.” Lanjutnya. Kamipun mengikutinya,ternyata kamarku terletak di
lantai paling atas.”Ini kamarnya put.”Katanya sambil membukan pintu
kamar.Kulihat sudut ke sudut kamar itu ada dua kasur yang terpisah
dengan jarak yang tidak terlalu jauh dan di lengkapi dengan 2
lemari,kamar yang sederhana memang.Setelah
beberapa lama aku terduduk sendiri di kamar tanpa ku sadari air mataku
keluar betapa sedihnya,aku harus berpisah dari kedua orang tua dan
menjalani hidup dengan lingkungan yang sangat baru bagiku.Namun aku
tersentak aku melihat sebuah koper di samping lemari koper yang ada
tulisan “khoiri hafiza” sepertinya ini nama pemilik koper tersebut yang
ku pikir ia teman kamarku nanti,tidak lama ku lihat koper itu ku dengar
seseorang mengucapkan salam sambil mengetuk pintu
kamarku”Assalamualaikum”.
“Walaikumsalam.”Jawabku sambil membukakan pintu yang memang sengaja ku kunci.
“Aiii... Ara.” Sapanya sambil melontarka senyuman dan mengulurkan tangannya padaku.
“Putri.” Membalas senyumnya dan menyambut uluran tanagannya.
“Hmm...kamarnya di sini ya?” lanjutku
“Iya,putri juga di sini?”
“Iya” Jawabku.
“Lalu itu kopernya siapa ya?” Tanyaku lagi
“Itu punyanya Ara.”Jawabnya riang
“Tapi,namanya kok khoiri hafiza ya?”
“Ohh...itu nama resminya kalau nama sehari-harinya panggil Ara aja,hhehehe” Jelasnya sambil mengeluarkan senyumannya
“Hmm...gitu pula ya? Hhehehe,lucu ya”
Dari perkenalan itulah kami mulai saling mengenali satu sama lain sehingga terjalin suatu persahabatan yang memiliki tujuan yang sama meraih kesuksesan dunia dan akhirat.
“Khoir” Aku lebih suka
memanggilnya dengan nama itu,nama itu benar-benar sesuai dengan
karakternya yang baik diapun tidak keberata jika ku panggil dengan nama
itu bahkan diapun merasa senang.
“Panggil Khoir ja terus put,biar Ara bener-bener jadi orang baik,tiap katakan doa.”Jelasnya.
Khoir,memang orang luar biasa yang pernah ku temui.Dia anak yang pintar selama kami sekolah di SMA Islam Terpadu ia selalu menjadi sainganku di dalam meraih prestasi juara kelas dan sama-sama menggemari pelajaran matematika,dialah satu-satunya temanku yang selalu setia menemaniku sampai larut malam hanya untuk membasmi soal-soal matematika.Bahkan kami pernah kena marah sama umi pengasuh gara-gara suara kami yang memecahkan kesunyian malam di mana semua penghuni asrama sudah tertidur nyenyak sedangkan kami bersorak saking girangnya bisa menyelesaikan satu soal matematika yang awalnya sangat sulit untuk kami pecahkan,tindakan kami memang lebay tapi seperti itulah yang kami rasakan,sehingga membangunkan satu penduduk asrama.Tentu saja di pagi harinya kami mendapatkan hadiah dari umi pengasuh hadiah yang sangat-sangat tidak mengenakkan yaitu membersihkan kamar mandi asrama di tambah lagi membersihkan sampah yang ada di belakang asrama yang baunya sangat luar biasa.
Khoir,memang orang luar biasa yang pernah ku temui.Dia anak yang pintar selama kami sekolah di SMA Islam Terpadu ia selalu menjadi sainganku di dalam meraih prestasi juara kelas dan sama-sama menggemari pelajaran matematika,dialah satu-satunya temanku yang selalu setia menemaniku sampai larut malam hanya untuk membasmi soal-soal matematika.Bahkan kami pernah kena marah sama umi pengasuh gara-gara suara kami yang memecahkan kesunyian malam di mana semua penghuni asrama sudah tertidur nyenyak sedangkan kami bersorak saking girangnya bisa menyelesaikan satu soal matematika yang awalnya sangat sulit untuk kami pecahkan,tindakan kami memang lebay tapi seperti itulah yang kami rasakan,sehingga membangunkan satu penduduk asrama.Tentu saja di pagi harinya kami mendapatkan hadiah dari umi pengasuh hadiah yang sangat-sangat tidak mengenakkan yaitu membersihkan kamar mandi asrama di tambah lagi membersihkan sampah yang ada di belakang asrama yang baunya sangat luar biasa.
Sekolah Islam Terpadu yang sering kami
singkat menjadi IT ,sekolah yang sangat luar biasa sungguh aku sangat
merasa beruntung bisa bersekolah di sana meskipun dengan aturan yang
bejibun dengan mengenali seorang sahabat yang luar biasa seperti Khoir
aku bisa menjalani itu semua dengan ikhlas dan enjoy.Meskipun ada di
antara teman aku yang lainnya nekat kabur dari IT.Komunikasi dan
trasportasi di sana sangat sulit jatah nelpon hanya boleh tiga kali
dalam seminggu tidak ada trasportasi seperti angkot,becak atau ojek
hanya bus sekolahlah yang selalu setia mengantar kami keluar masuk
IT.Sekolah yang siswa putrinya di didik untuk menjadi seorang Akhwat dan
tentu saja yang putaranya menjadi seorang Ikhwa.Selama sekolah siswa
putra dan putrinya tidak pernah bertemu kecuali sekali dalam tiga tahun
yaitu pada saat Ujian Nasional.
Semua itu bisa ku
jalani berkat kau di sampingku sahabatku Khoiri Hafiza.Yang selalu
memberiku semangat dan motivasi untuk menyongsong masa depan,ia
bercita-cita ingin menjadi seorang arsitek dia sangat optimis dengan
cita-citanya itu bahkan pernah mengatakan “Saya ngak akan kuliah kalau
tidak di jurusan arsitek”. Setelah begitu lama kami
bersahabat entah siapa yang berani menfitnah sehingga di hari-hari
akhir kami akan meninggalkan SMA IT persahabatan kami mulai retak,hanya
karna selembar surat yang nyasar masuk ke dalam tas ransel sekolahku
surat yang aku ngak tau dari mana asalnya tetapi di depan amplot surat
yang berwarna merah muda itu ada nama seorang anak putra IT yang
sebelumnya aku sama sekali tidak mengenalinya.Hanya Khoirlah
satu-satunya temanku yang mengetahui perihal surat itu,surat yang
berisikan kata-kata cinta yang amat lebay.Setelah beberapa hari ku
memegang surat itu tiba-tiba saja aku dipanggil untuk menghadap kepala
sekolah.Entah bagai mana ceritanya surat itu bisa sampai ke kepala
sekolah karna kejadian itu aku di tuduh memiliki hubungan dengan anak
putra alias pacaran suatu tuduhan yang sangat-sangat merobek hatiku
apalagi karna kejadian itu membuatku di skor dari sekolalah selama tiga
hari.Aaarrrrrgh...suatu kejadian yang benar-benar di luar
pikiranku,sangat sulit ku percayai hal ini bisa terjadi dalam
hidupku.Apalagi aku mendengar dari temanku yang lain bahwa khoirlah yang
melaporkan hal ini kepada kepala sekolah.Awalnya aku tidak percaya
kalau Khoir tega melakukan ini semua.Tapi...bukankah hanya dia yang tau
tentang surat itu.Rasa kecewa kepada Khoirpun mulai memuncak sehingga
terjadi pertengkaran di antara kami.Sejak
pertengkaran itu aku dan Khoir tidak terlalu akrab lagi,sungguh
hari-hari yang sangat berat untuk di lalui.Aku lebih banyak diam
begitupun dengan Khoir dia tidak seriang dulu lagi sampai akhirnya kami
tamat dari IT.Namun pada saat hari perpisahan aku sempat mengulurkan
tanganku padanya,meranggul tubuhnya air matapun mengalir di pelopak bola
mata kami semua rasa benci dan rasa kecewa itu seketika musnah aku
merasa menemukan Khoir yang dulu lagi,sungguh aku sangat merindukan
suasana seperti ini.Hari perpisahan yang sangat mengharukan satu kata
terakhir yang ku dengar darinya “Semangat untuk masa depan kita sukses
dunia dan akhirat!!”.Sekilas senyumpun mengembang di wajah kami.Dan tak
pernah terbayangkan olehku itu adalah kata-kata terakhirnya yang ku
dengar sebelum ia pergi untuk selamanya.
Sejak kami tamat dari IT
kami sibuk untuk melanjutkan pendidikan masing-masing.Aku kuliah dengan
jurusan pendidikan matematika sedangkan Khoir aku tidak mengetahui
kabarnya lagi.Lebih kurang sudah satu bulan aku kuliah baruku mendengar
kabar tentangnya kalau ia telah meninggal dunia karna kecelakan.Semua
itu sangat sulit untuk ku percayain di tambah lagi pengakuan dari salah
seorang temanku kalau dialah yang membuat fitnah tentang surat yang
bersampul merah muda itu.Sebenarnya surat itu hanya hasil karangannya
sendiri dikarnakan ia menyimpan dendam padaku dan Khoir karna dulu kami
pernah melaporkannya ke kepala sekolah kalau ia pernah ketemuan sama
anak putra.Huft,semuanya terasa begitu sesak entah apa yang mesti ku
ucapkan.
Khoiri hafiza,kau adalah orang yang sangat luar biasa
yang pernah ku temui.Terima kasih telah mengajarkanku akan pentingnya
hidup dan masa depan. Semoga Allah menempatkanmu di tempat yang
mulia,tempat para suhadah,kehidupan yang kekal abadi yaitu syurga.Maaf
jika aku belum bisa menjadi sahabat yang baik untukmu.Meskipun kau telah
jauh di sana namun memori indah kita bersama akan selalu melekat di
pikiranku.Selamat jalan teman,aku akan selalu merindukan sosok
sepertimu.
Komentar
Posting Komentar